SIMBOL TANDA BAHAYA, NFPA, MSDS
SIMBOL TANDA BAHAYA
NFPA Diamond (National Fire Protection Association)
NFPA berlian dirancang untuk memberikan informasi bahaya umum untuk bahan kimia. Bahaya-bahaya tertentu tersebut biasanya diwakili oleh warna, angka atau huruf
Merah : Bahaya Kebakaran
Biru : Bahaya Kesehatan
Kuning : Reaktivitas Hazard
Putih : Bahaya Khusus
No |
Gambar |
Nama |
Keterangan |
||
01 |
|
Explosive (bersifat mudah meledak)
|
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „explosive“ dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll.
Bahaya : eksplosif pada kondisi tertentu
Contoh : ammonium nitrat, nitroselulosa, TNT
Keamanan : hindari benturan, gesekan, loncatan api, dan panas
|
||
02 |
|
Oxidizing (pengoksidasi)
|
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “oxidizing“ biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan.
Bahaya : oksidator dapat membakar bahan lain, penyebab timbulnya api atau penyebab sulitnya pemadaman api
Contoh : Hidrogen peroksida, kalium perklorat
Keamanan : Hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor |
||
03 |
|
Peroksida Organik
|
Peroksida organik berguna sebagai inisiator untuk beberapa jenis polimerisasi, seperti epoxy resin yang digunakan dalam plastik kaca diperkuat. Peroksida organik bisa sengaja atau tidak sengaja memulai polimerisasi peledak dalam bahan dengan ikatan kimia tak jenuh, dan proses ini telah digunakan dalam bahan peledak. Peroksida organik, seperti kelompok anorganik.
Contoh : bahan pemutih yang kuat
|
||
04 |
Flammable (mudah terbakar)
|
Jenis bahaya flammable dibagi menjadi dua yaitu Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar) dan Highly flammable (sangat mudah terbakar). Contoh : minyak terpentin Keamanan : Hindari atau jauhkan dari api terbuka, sumber api dan loncatan api.
|
|||
05 |
|
Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar)
|
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya Extremely Flammable merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0o C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +35oC). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.
Contoh : dietil eter (cairan) dan propane
Keamanan: Hindari campuran dengan udara dan hindari sumber api. |
||
06 |
|
Highly flammable (sangat mudah terbakar)
|
Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya Highly Flammable adalah subyek mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21oC). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar.
Contoh : aseton dan logam natrium, yang sering digunakan di laboratorium sebagai solven dan agen pengering.
Keamanan : Hindari dari sumber api, api terbuka dan loncatan api, setra hindari pengaruh pada kelembaban tertentu. |
||
07 |
|
Flammable Liquid (Cairan Mudah Terbakar)
|
Berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan atau pada titik nyala tidak lebih dari 60 derajat Celcius akan menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg. Dipasang pada kemasan limbah B3 cair yang mudah terbakar secara spontan
Contoh : pelumas bekas, Buangan pelarut benzene, toluene, aceton
|
||
08 |
|
Flammable Solid (padatan mudah terbakar)
|
Padatan yang mudah terbakar didefinisikan sebagai padatan yang memenuhi salah satu syarat dibawah ini : Merupakan bahan peledak basah, Merupakan zat yang dapat bereaksi sendiri, karena tidak stabil terhadap panas dan terdekomposisi menghasilkan panas (walaupun tanpa oksigen dari udara), Padatan yang mudah sekali terbakar.
Contoh : Magnesium, seng, aluminium, belerang/sulfur
Keamanan : Hindari panas atau bahan mudah terbakar dan reduktor serta hindari kontak dengan air apabila bereaksi dengan air dan menimbulkan panas serta api. |
||
09 |
|
Flamable Gas (gas mudah terbakar) |
Gas yang mudah menyala bila kontak dengan sumber penyalaan Gas yang mempunyai titik penyalaan kurang dari 61oC Uap dari bahan yang termasuk kelas ini dapat mengakibatkan pingsan bahkan kematian
Contoh : petrol, acetone, benzene, butanol, chlorobenzene, 2 chloropropene ethanol, carbon disuliphide, di-iso-propylane
|
||
10 |
Pressure Gas (gas bertekanan)
|
Simbol ini untuk menunjukkan bahaya gas bertekanan yaitu bahan ini bertekanan tinggi dan dapat meledak bila tabung dipanaskan/terkena panas atau pecah dan isinya dapat menyebabkan kebakaran.
Contoh : LPG, etilen, oksida |
|||
11 |
|
spontaneously Combustible Substances Bahan Padat yang Mudah Terbakar secara spontan |
Bahan padat kelas ini dalam keadaan biasa mempunyai kemampuan yang besar untuk terbakar secara spontan. Beberapa jenis mempunyai kemungkinan besar untuk menyala sendiri ketika lembab atau kontak dengan udara lembab. Juga dapat menghasilkan gas beracun ketika terbakar
Contoh : carbon, charcoal-non-activated, carbon black, alumunium alkyls, phosphorus
|
||
12 |
|
Reaktif |
Pada keadaan normal tidak stabil dan dapat menyebabkab perubahan tanpa peledakan. Dapat bereaksi hebat dengan air, apabila bercampur air berpotensi menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan Limbah Sianida, Sulfida, atau Amoniak yang pada kondisi pH antara 2 dan 12.5 dapat menghasilkan gas, uap atau asap Beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan Mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar (25 derajat Celcius, 760 mmHg) |
||
13 |
|
Non Flamable Gas
|
Gas bertekanan yang tidak mudah terbakar.
Contoh : tabung oksigen, nitrogen, helium, argon, neon, nitrous oxide, sulphur hexafolride
|
||
14 |
|
Toxic (Beracun)
|
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat tinggi jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Bahaya : Toksik; berbahaya bagi kesehatan bila terhisap, terteln atau kontak dengan kulit, dan dapat mematikan.
Contoh : Metanol, Arsen triklorida, merkuri klorida
Kemananan : Hindari kontak atau masuk dalam tubuh, segera berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.
|
||
15 |
|
Very Toxic (Sangat beracun)
|
Bahan yang bersifat sangat beracun dan lebih sangat berbahaya bagi kesehatan yang juga dapat menyebabkan sakit kronis bahkan kematian.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan tubuh dan sistem pernapasan.
Contoh : Kalium sianida, Hydrogen sulfida, Nitrobenzene dan Atripin. |
||
16 |
|
Irritant iritasi |
Ada sedikit perbedaan pada symbol ini yaitu dibedakan dengan kode Xn dan Xi. Untuk Bahan dan formulasi yang ditandai dengan kode Xn memiliki resiko merusak kesehatan sedangkan jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Bahaya : Iritasi terhadap kulit, mata, dan alat pernapasan
Contoh : NaOH, Ammonia dan benzyl klorida
Keamanan : Hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata. |
||
17 |
|
Harmful |
Bahan baik padatan maupun cairan ataupun gas yang jika terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.
Bahaya : Menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh.
Contoh : Peridin
Kemanan : Hindari kontak dengan tubuh atau hindari menghirup, segera berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan. |
||
18 |
Corrosive (korosif)
|
Bahan/formulasi yang merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2)>11,5), ditandai sebagai bahan korosif. Frase-R untuk bahan korosif yaitu R34 dan R35. Bahaya : korosif atau merusak jaringan tubuh manusia Contoh : klor, belerang dioksida Keamanan : hindari terhirup, kontak dengan kulit dan mata |
|||
19 |
Dangerous for Enviromental (Bahan berbahaya bagi lingkungan)
|
Bahan dan formulasi yang dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisme) dan menyebabkan gangguan ekologi.
Bahaya : bagi lingkungan, gangguan ekologi
Contoh : tributil timah klorida, tetraklorometan, petroleum bensin |
|||
20 |
|
Carcinogenic, Tetragenic, Mutagenic
|
Adalah sifat bahan penyebab sel kanker, yakni sel liar yang dapat merusak jaringan tubuh. Karsiogenik, teratogenik dan mutagenik (carcinogenic, tetragenic, mutagenic). Simbol ini menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang atau berulang dengan bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan sebagai berikut: · Karsinogenik yaitu penyebab sel kanker. · Teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan embrio. · Mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan kromosom yang berarti dapat merubah genetic. · Toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik. Contoh : Asbes, Benzena |
||
21 |
|
Miscellaneous Danger
|
Bahan yang yang dapat menyebabkan bahaya, tetapi belum termasuk dalam katagori kelas sebelumnya, seperti obat bius dan sebagainya. Disamping itu, terdapat bahan yang tidak termasuk dalam kelas tersebut (tertulis ‘none‘), yaitu: · Bahan-bahan terlarang · Bahan-bahan eksplosif terlarang · Bahan-bahan dengan aturan lain, dengan kode ORM (other regulated materials ) |
||
22 |
Marine Pollutant
|
Bahan-bahan basa yang menyebabkan kontaminasi lingkungan laut akibat pencemaran dibagi atas kontaminasi secara fisik dan secara kimiawi.
Contoh : Pathogen, Sedimen, Limbah padat, Panas, Material inorganik beracun, Material organic beracun, Minyak, Nutrient (unsure hara), Bahan radioaktif, Oxygen depleting substances, Material asam – basa, Material yang merusak estetika. |
Komentar