pemikiran Marx yang berlawanan dengan konservatifisme

Pola pikir Karl Marx 

Pemikiran G.W.F. Hegel (1770-1831) merupakan pemikiran dominan yang memengaruhi karl Marx.
Hegel. Menurut ball, “sulit bagi kita memahami seberapa besar pengaruh Hegel terhadap pemikiran jerman di perempat kedua abad 19. Sebagian besar orang terpelajar jerman- termasuk pemuda Marx- mempelajari filsafat sejarah, politik, dan kultur dalan kerangka pemikiran Hegel” (1991: 25). Pendidikan Marx di universitas berlin di bentuk oleh gagasan Hegel dan oleh perpecahan yang berkembang antara pengikut Hegel dan setelah kematianya. “Hegelian Tua” terus menganut gagasan gurunya, sedangkan ‘Hegelian Muda”, meski masih berkarya menurut tradisi Hegelian, mengkritik berbagai segi sistem filsafar Hegel. Dua konsep yang mencerminkan esensi filsafat Hegel adalah dialektika dan idealisme (Hegel 1807 / 1967: 821 / 1967). Dialektika adalah cara berfikir dan citra tentang dunia. Sebagai cara berfikir, dialektika menekankan arti penting dari dinamis. Di sisi lain, dialektika adalah pandangan bahwa dunia bukan tersusun dari struktur yang statis, tetapi terdiri dari proses, hubungan, dinamika, konflik dan kontradiksi.  Meski gagasan dialektika di hubungakan dengan Hegel, namun ia sudah ada dalam filsafat sejak dulu. Marx yang terdidik dalam tradisi Hegelian, mengakui arti penting dialektika. Namun, ia mengkritik dari beberapa aspek dari cara yang di pakai Hegel. Misalnya Hegel cenderung menerapkan dialektika hanya pada dunia gagasan, sedangkan Marx merasa bahwa dialektika dapat di terapkan pula pada aspek kehidupan yang lebih bersifat material seperti pada aspek ekonomi. Hegel juga selalu di kaitkan pada filsafat  idealisme yang lebih menekankan pentingnya pikiran dan produk mental ketimbang kehidupan material. Yang penting bagi kehidupan fisik dan material adalah definisi sosial, bukan kehidupan itu sendiri. Dalam bentuknya yang ekstrem, idealisme menegaskan bahwa hanya konstruksi pikiran dan psikilogislah yang ada. Beberapa orang idealis yakin bahwa proses mental mereka akan tetap seperti biasa meski kehidupan sosial dan fisik sudah tidak ada lagi. Idealis tak hanya menekankan pada proses mental, tetapi juga pada gagasan yang di hasilkan oleh proses mental itu. Hegel mencurahkan perhatian yang sangat besar pada perkembangan gagasan seperti itu, terutama pada apa yang ia rujuk sebagai ruh (spirit) masyarakat.


Sebenarnya Hegel menawarkan sejenis teori evolusi tentang kehidupan dalam artian idealistik. Mula-mula mamusia hanya di bekali kemampuan panca indera untuk memahami dunia di sekitar mereka. Manusia mampu memahami hal-hal seperti melihat, mencium, dan merasakan kehidupan fisik dan sosial. Kemudian manusia mengembangkan kemampuan untuk menyadari dan memahami diri mereka sendiri. Berbekal pengetahuan dan pemahaman tentang diri sendiri itulah manusia mulai memahami bahwa mereka dapat menjadi lebih baik dari pada keadaan semula. Menurut pendekataran dialektika Hegel, kontradiksi berkembang antara keadaan manusia sebagaimana adanya dan keadaan yang mereka rasakan seharusnya ada. Individu mulai menyadari bahwa penyelesaian kontradiksi terakhir terletak dalam perkembangan dan perluasan ruh masyarakat sebagai keseluruhan. Menurut pendekatan dialektika Hegel, individu berkembang mulai dari memahami suatu ke memahami diri sendiri dan kemudian memahaim tempat mereka konteks yang lebih luas.
Hegel kemudian mengemukakan teori umum tentang evolusi kehidupan. Ini adalah sebuah teori subjektif berpendirian bahwa perubahan terjadi pada tingkat kesadaran. Perubahan sebagian besar terjadi di luar kontrol aktor. Aktor di turunkan derajatnya ke tingkat seperti bejana yang di hanyutkan oleh evolusi kesadaran yang terelakkan.


Feuerbach. Ludwig feuerbach (1804-1872) adalah jembatan penting yang menghubungkan antara Hegel dan Marx. Sebagai Helgelian Muda, Feuerbach banyak mengkritik Hegel, di antaranya terhadap penekanan berlebihan Hegel pada kesadaran dan semangat masyarakat. Feuerbach menerima filsafat materialis dan karenanya ia menegaskan bahwa yang di perlukan adalah meninggalkan idealisme subjektif Hegel untuk kemudian memusatkan perhatian bukan pada gagasan, tetapi pada realitas material kehidupan manusia. Dalam mengkritik Hegel ia menegakkan pada agama. Menurut feuerbach, tuhan adalah esensi kehidupan manusia yang mereka proyeksikan menjadi sebuah kekuatan impersonal. Manusia menempatkan tuhan di atas dan di sekeliling mereka sendiri menyebabkan mereka menjadi terasing dari tuhan mengembangun seperangkat ciri positif bagi tuhan (bahwa Dia maha sempurna, mahakuasa, dan mahasuci). Sementara mereka merendahkan diri, mereka sendiri latas menjadi manusia tidak sempurna, tanpa kuasa, dan penuh dosa. Menurut feuerbach masalah keyakinan agama seperti itu harus di atasi dan kelemahanya itu harus di bantu dengan filsafat materialis yang menempatkan manusia (bukan agama) menjadi objek tertinggi diri mereka sendiri, menjadi tujuan di dalam mereka sendiri. Filsuf materialistis mendewakan manusia nyata, bukan gagasan abstrak seperti agama.



Marx, Hegel dan feuerbach. Marx di pengaruhi oleh dan sekaligus mengkritik Hegel dan feuerbach. Mengikuti feuerbach, Marx mengkritik kesetiaan Hegel terhadap filsafat idealisl. Marx berpendirian demikian bukan hanya karena ia menganut orientasi materialistis tetapi juga karena minatnya dalam aktivis praktis. Fakta sosial seperti kekayaan dan negara, oleh Hegel di bicarakan lebih sebagai gagasan ketimbang sesuatu yang nyata sebagai kesatuan material. Bahkan ketika ia membahasa proses material yang tampak seperti tenaga kerja pun, perhatian Hegel hanya tertuju pada mental tenaga kerja yang abstrak itu. Pandangan Hegel ini sangat berbeda dari perjatian Marx yang tertuju pada tenaga kerja yang nyata. Hegel melihat pada masalah yang keliru sejauh yang menjadi sasaran perhatian marrx. Marx merasa idealisme Hegel mengaruh ke  orientasi politik yang sangat konservatif. Menurut Hegel, proses evolusi terjadi di luar kontrol incividu dan di luar aktivitas mereka. Karena di dalam diri manusia terjadi perubahan  ke arah kesadaran yang makin besar tentang kehidupan seperti yang di harapkan, manusia tak memerlukan perubahan revolusioner: proses telah berlangsung menurut arah yang di inginkan. Masalah apa pun yang muncul terletak dalam kesadaran dan karena itu jawabanya pun terletak dalam perubahan pikiran.

Pendirian Marx sangat berbeda, ia menyatakan bahwamasalah kehidupan modern dapat di rujuk sumber materialnya yang riil (misalanya, struktur kapitalisme). Karena itu penyelesaiannya hanya dapat di temukan dengan menjungkirbalikkan struktur kapitalisme itu melalui tindakan kolektif sejumlah besar orang (Marx dan engels, 1845/1956:254). Sementara Hegel meletakkan “dunia diatas kepalanya” (ia memusatkan perhatian pada kesadaran bukan pada kehidupan material yang nyata), Marx benar-benar meletakkan dialektikanya dalam landasan material.
Marx mendukung kritik feuerbach terhadap sejumlah pemikiran Hegel (misalanya, materialisme dan penolakanya terhadap keabstrakan teroi Hegel), tetapi ia jauh dari puas terhadap pendapat feuerbach sendiri. Feuerbach memusatkan perhatian pada kehidupan keagamaan, sedangkan Marx yakinn bahwa seluruh dunia sosial, khusunya kehidupan ekonomilah yang harus dianalisis. Meski Marx menerima materialisme feuerbach, ia merasa bahwa feuerbach terlalu jauh memusatkan perhatianya pada sisi nondialektis kehidupan materi. Feuerbach telah gagal memasukkan dialetika selaku sumbangan pemikiran Hegel terpenting ke dalam orientasi materialisme, terutama hubungan antara manusia dan kehidupan material. Terakhir, Marx menyatakan bahwa feuerbach, seperti kebanyakn filsuf lainya, gagal menekankan praksis (praxis) aktivis praksis- khusunya aktivis revolusioner. Seperti di katakan Marx, “filsuf hanya menginterprestasikan kehidupan dalam berbagai cara; padahal masalah utamanya adalah bagaimana cara mengubahnya .” (di kutip dalam tucker,1970:109)
Marx memungut apa yang di anggapnya unsur terpenting dari dua pemikir itu, yaitu dialektika Hegel dan materialisme feuerbach, dan meleburnya menjadi orientasi filsafatnya sendiri, yakni materialisme dialektika yang menekankan pada hubungan dialektikadalam kehidupan.


Tokoh Yang Mempengaruhi
Sebagaimana yang telah di sebutkan di atas dalam pembahasan sebelumnya yakni, di samping Marx mewarisi dan menggali ajaran revolusi dan sosialisme dari perancis, ekonomi politik dari inggris, maka yang tidak boleh di abaikan adalah akar dari ide-ide filsafatnya yang di timba langsung dari dari tradisi kefilsafatan jerman.

Dengan meyebut filsafat jerman sebagai titik berangkat filsafatnya, maka tercatat dua orang filosof tanpa mengecilkan arti filosof lain yang sangat kompeten di sebutkan bahwa orang yang mempengaruhi Marx adalah georg wilhem frederick Hegel dan ludwig andreas feuerbach.[2]
Ekonomi politik. Materialisme Marx dan penekananya pada sektor ekonomi menyebabkan pemikiranya sejalan dengan pemikiran kolompok ekonom politik (seperti adam smith dan david ricardo). Marx sangat tertarik terhadap pendirian para ekonom politik itu. Ia memuji premis dasar mereka yang menyatakan bahwa tenaga kerja merupakan sumber seluruh kekayaan. Pada dasarnya premis inilah yang menyebabkan Marx  merumuskan teori nilai tenaga kerja. Dalam teori ini dia menegaskan bahwa keuntungan kapitalis menjadi basis eksploitasi tenaga kerja. Kapitalis melakukan muslihat sederhana dengan membayar upah tenaga kerja kurand dari selayaknya apa yang seharusnya mereka terima, karena mereka merima upah kurang dari nilai barang yang sebenarnya mereka hasilkan dalam suatu priode bekerja. Nilai surplus ini, yang di simpan dan di investasikan kembali oleh kapitalis. Sistem kapitalis tumbuh melalui tingkatan eksploitasi terhadap tenaga kerja yang terus-menerus meningkat (dan karena itu jumlah nilai surplus pun meningkat) dan dengan menginvestasikan keuntungan untuk mengembangkan.

Marx juga di pengaruhi oleh para ekonom politik yang melukiskan kehidupan sistem kapitalis dan eksploitasi kapitalis terhadap keum buruh. Tetapi, ketika mereka ini melukiskan kejahatan kapitalisme, Marx mengecamnya karena dia menganggap mereka hanya melihat kejahatan ini sebagai unsur kapitalisme yang tak terelakkan. Marx meneliti semua dukungan umum mereka terhadap kapitalisme dan cara mereka mendesak buruh pekerja untuk mencapai kesukessan ekonomi di dalam perusahaan kapitalis. Ia pun mengecam para ekonom politk yang lupa melihat konflik bawaan antara kapitalis dan buruh, dan karena mereka menyangkal perlunya perubahan radikal dalam tatanan ekonomi. Pemikiran ekonomi konservatif demikan sukar di terima Marx, dan karena itu ia bertekad mengadakan perubahan radikal dari kapitalisme ke sosialisme.

Marx dan sosiologi. Marx bukanlah sosiolog dan tak menganggap dirinya sosiolog. Meskipun karyanya terlalu luas untuk di cakup dalam pengertian sosiologi, namun ada satu teori sosiologi yang di temukan dalam karya Marx. Memang sejak awal ada sosiolog yang sangat di pengaruhi oleh Marx dan telah serangkaian panjang sosiolog Marxian, terutama di EROPA. Tetapi bagi kebanyakan sosiolog awal, karya Marx merupakan sebuah kekuatan negatif, sesuatu yang bertentangan dengan sosiologi yang mereka kembangkan. Hingga akhir-akhir ini teori sosiologi, terutama di Amerika, telah di tandai oleh permusuhan terhadap, atau ketidaktahuan tentang, sosiologi Marxian. Meskipun keadaan seperti itu berubah secara dramatis selama dekade terakhir, namun reaksi negatif terhadap karya Marx masih menjadi kekuatan utama dalam penyusunan beberapa teori sosiologi (gurney, 1981).

Alasan mendasar penolakan terhadap pemikiran Marx ini bersifat ideologis. Banyak di antara para teoritisi sosiologi awal adalah pewaris reaksi konservatif atas kekacauan yang di timbulkan era pencerahan dan revolusi perancis. Gagasan radikal Marx dan perubahan sosial radikal yang ia ramalkan, dan yang ia coba kembangkan, jelas menakutkan dan di benci oleh pemikir konservatif. Pemikiran sosiologi Marx di tolak karena di anggap berbau ideologi. Ada tuduhan yang menyatakan dia bukanlah seorang teoritisi sosiologi yang serius. Namun, ideologi per se tak dapat di jadikan alasan nyata untuk menolak Marx karena karya comte, durkheim dan pemikir konservatif lain pun banyak kadar ideologinya, tetapi ciri-ciri ideologi tertentu. Teoritis sosiologi itu siap dan ingin sekali membeli ideologi konservatif yang terbungkus dalam mantel teori sosiologi, tetapi bukan sosiologi radikal yang di tawarkan oleh Marx dan para pengikutnya.

Tentu ada alasan lain kenapa Marx tak di terima oleh banyak teoritisi awal. Ia rupanya lebih dekat sebagai ekonom ketimbang sosiolog. Meski para sosiolog awal pasti mengikuti arti penting ekonomi, namun mereka menyatakan bahwa ekonomi hanyalah slah satu komponen saja dari kehidupan sosial.
Alasan lain bagi penolakan awal terhadap Marx adalah ciri dari perhatian Marx. Sementara para sosiolog awal bereaksi terhadap kekacauan yang di ciptakan era pencerahan dan revolusi perancis dan kemudian revolusi industri, Marx tak merasa terganggu oleh kekacauan itu atau oleh kekacauan pada umumnya. Justru yang sangat di perhatikan Marx adalah penindasan sistem kapitalis yang di lahirkan oleh revolusi industri. Marx ingin mengembangkan teori yang dapat menjelaskan penindasan ini dan yang dapat membantu merobohkan sistem kapitalis itu. Perhatian Marx tertuju kepada revolusi, yang bertolak belakang dengan perhatian sosiolog konservatif yang menginginkan reformasi dan perubahan secara tertib.

Perbedaan lain yang menonjol adalah perbedaan landasan filosofis antara teori sosiologi Marxian dan sosiologi konservatif. Sebagian besar teritisi konservatif sangat di pengaruhi oleh filsafat immanuel kant. Inilah antara lain yang menyebabkan mereka berbikir linier, menurut hukumsebab akibat. Artinya mereka cenderung menegaskan bahwa perubahan yang di alami A (katakanlah perubahan gagasan selama era pencerahan) menyebabkan perubahan yang di alami B (katakanlah perubahan era politikrevolusi perancis). Sebaliknya, Marx sangat di pengaruhi oleh Hegel yang lebih menganut dialektika ketimbang menurut hukum sebab akibat. Dialektika, antara lain, dapat membiasakan kita membayangkan pengaruh timbal balik terus-menerus dari kekuatan sosial. Jadi, pemikir dialektika akan mampu mengonseptualisasikan ulang contoh yang di kemukakan di atas sebagai keadaan yang saling memengaruhi secara terus-menerus antara gagasan dan politik.

Teori Marx secara garis besarnya saja, dapat di katakan bahwa Marx menawarkan sebuah teori tentang masyarakat  kapitalis berdasarkan citranya mengenai sifat mendasar manusia. Marx yakin pada dasarnya manusia adalah produktif, artinya untuk bertahan hidup manusia perlu bekerja di dalam dan dengan alam. Dengan bekerja seperti itu mereka menghasilkan makanan, pakaian, peralatan, perumahan, dan kebutuhan lain yang memungkinkan mereka hidup. Produktifitas mereka bersifat alamiah, yang memungkinkan mereka memuwujudkan dorongan kreatif mendasar yang miliki. Dorongan ini di wujudkan bersama-sama dengan orang lain. Dengan kata lain manusia pada manusia hakikatnya adalah mahluk sosial. Mereka perlu bekerja bersama untuk menghasilkan segala sesuatu yang mereka perlukan untuk hidup.

Tetapi penghancuran ini terjadi paling parah di dalam struktural  masyarakat kapitalis. Penghancuran proses  produktif alamiah mencapai titik puncaknya dalam kapitalisme.

Kapitalisme pada dasarnya adalah sebuah struktur  (atau lebih tepatnya serangkaian struktur) yang membuat batas pemisah antara seorang individu dan proses produksi, produk yang di proses dan orang lain; dan akhirnya juga memisahkan individu itu sendiri. Inilah makna mendasar dari konsep aliensi. Hal ini menhancurkan keterkaitan alamiah antar manusia individual serta antara manusia individual dengan apa-apa yang mereka hasilkan. Aliensi terjadi karena kapitalisme telah berkembang menjadi sistem dua kelas di mana sejumlah kecil kapitalis menguasai proses produksi, produk, dan jam kerja dari orang yang bekerja untuk mereka. Semula dalam keadaan alamiah manusia memproduksi untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri; dalam masyarakat kapitalis manusia memproduksi untuk kelompok kecil kapitalis. Pemikiran Marx sangat terpusat pada struktur kapitalisme dan dampak penindasanya terhadap buruh. Secara politis perhatianya setuju pada upaya untuk membebaskan manusia dari penindasan struktur kapitalisme. Marx sebenarnya sedikit sekali memimpikan keadaan masyarakat seperti yang di impikan pemikir sosialis utopian (lovell, 1992). Ia lebih memikirkan upaya untuk membantu mematikan kapitalisme. Ia yakin bahwa kontradiksi dan konflik di dalam kapitalisme menurut dialektika akan menyebabkan kehancuranya, tapi ia tak berfikir bahwa prosesnya tak terelakkan. Untuk menciptakan sistem sosialisme, orang harus bertindak pada waktu dan dengan cara yang tepat. Kapitalis mempunyai sumber daya yang sangat besar yang bisa di gunakan untuk mencegah munculnya sosialisme tetapi mereka dapat di kuasai melalui tindakan bersama dari kaum proletariat yang mempunyai kesadaran kelas. Apa yang akan di ciptakan proletariat dalam proses tindakan bersama itu? Apakah itu sosialisme? Sosialisme menurut pengertian yang paling mendasar adalah suatu produktivitas. Dengan bantuan tekhnologi modern orang bisa berinteraksi dengan alam dan dengan orang lain secara selaras untuk menciptakan segala sesuatu yang mereka butuhkan untuk hidup. Dengan kata lain, dalam masyarakat sosialis manusia takkan lagi teralienasi. Secara tidak langsung pemikiran Marx ini kontradiktif dengan gerakan konservatifisme yang menolak dinamika serta perubahan mendasar mengenai sistem, dialektik, ataupun sosiokultur.

Sketsa biografis Karl Marx
Karl Marx lahir di trier, prusia, 5 mei 1818. Ayahnya, seorang pengacara,menafkahi keluarga dengan relatif baik, khas kehidupan kelas menengah. Orang tuanya adalah dari keluarga yahudi (rabbi). Tetapi karena alasan bisnis ayahnya menjadi penganut ajaran luther ketika karl Marx masih sangat muda. Tahun 1841 Marx menerima gelar doktor filsafat dari universitas berlin, universitas yang sangat dipengaruhi oleh hegel dan guru-guru muda penganut filsafat hegel, tapi berpikiran kritis.gelar doktor Marxx di dapat dari kajian filsafat yang membosankan, tapi kajian itu mendahului berbagai gagasan yang muncul kemudian. Setelah tamat ia menjadi penulis untuk sebuah koran liberal radikal dan dalam tempo 10 bulan ia menjadi editor kepala koran itu. Tetapi karena pendirian politiknya, kemudian koran itu di tutup oleh pemerintah. Esai-esai awal yang di terbitkan dalam priode ini mulai mencerminkan sejumlah pendirian yang membimbing Marx sepanjang hidupnya. Esai-esai tulisan Marx itu secara bebas di taburi prinsip-prinsip demokrasi, kemanusiaan dan idealisme awal. Ia menolak keabstrakan filsafat hegelin, mimpi naif komunis utopian dan gagasan aktivis yang mendesakkan apa yang ia anggap sebagai tindakan politik prematur. Dalam menolak gagasna aktivis ini, Marx meletakkan landasan sevagai hidupnya sendiri:
Upaya praktis bahkan dengan mengarahkan massa sekalipun, akan di jawab dengan meriam saat upaya itu di anggap berbahaya. Tetapi gagasan yang dapat mengalahkan intelektual kita dan yang menaklukan keyakinan kita, gagasan yang dapat membekukan kesadar kita, merupakan belenggu-belenggu di mana seseorang hanya bisa lepas darinya dengan mengorbankan nyawanya; gagasan-gagasan itu seperti setan sehingga orang hanya dapat mengatasinya dengan menyerah kepadanya (Marx, 1842/1977:20).

Marx menikah pada 1843 dan tak lama kemudian ia terpaksa meningglkan jerman untuk mendapatkan suasan yang lebih liberal di paris. Di paris ia terus bergulat dengan gagasan hegel dan pendukungnya, tetapi ia juga menghadapi dua kumpulan gagasan baru- sosialisme perancis dan ekonomi politik inggris. Dengan cara yang unik dia menggabungkan hegelianisme, sosialisme dan ekonomi politik yang kemudian menentukan orientasi intelektualnya. Hal yang sangat penting pula adalah tentang pertemuanya dengan orang yang kemudian menjadi teman seumur hidupnya, donatur dan kolaboratornya- yakni fredrich engels (carver, 1983). Engels anak pengusaha pabrik tekstil menjadi seorang sosialis yang mengkritik kondisi kehidupan yang di hadapi oleh kaum buruh. Banyak di antara rasa kasihan Marx terhadap kesengsaraan kaum buruh berasal paparanya kepada engels dan gagasanya sendiri. Tahun 1844 Marx dan engels mengadakan diskusi panjang di sebuah kafe terkena di paris dan meletakkan landasan kerja untuk bersahabat seumur hidup. Mengenai diskusi itu engels berkata,” kesepakatan kengkap kami dalam semua bidang teori menjadi nyata….dan perjanjian kerja kami mulai sejak saat itu” (mclellan 1983:131). Di tahun berikut engels menerbitkan karya the condition of the working class in england. Selama priode itu Marx menerbikan sejumlah karya yang sukar di pahamai (kebanyakan belum di terbitkan selama hidupanya) termasuk the holly family dan the german ideology (di tulis bersama engels) dan dia juga menulis the economic and philosophic manuscripts og 1844 yang menandakan perhatianya dalam bidang ekonomi yang semakin meningkat.

Meski Marx dan engels mempunyai teoritis yang sama, namun ada juga beberapa perbedaan di antara mereka. Marx cenderung menjadi seorang intelektual teoritis yang kurang teratur dan sangat berorientasi kepada keluarganya. Engels adalah pemikir praktis, rapi dan pengusaha teratur dan orang yang tak percaya pada lembaga keluarga. Meski mereka berbeda, Marx dan engels menempa kerja sama dalam organisasi radikal, dan bahkan engels membantu membiayai Marx selama sisa hidupnya sehingga memungkinkan Marx mencurahkan  perhatikan pada kegiatan intelektual dan politikanya.
Meski ada asosiasi berat antara nama Marx dan engels, namun engels menjelaskanya bahwa ia adalah teman junior:

Marx mampu berkarya baik tanpa aku, aku tak pernah mencapai prestasi seperti yang di capai Marx. Pemahaman Marx lebih tinggi, pengamatan lebih jauh dan pandanganya lebih luas serta lebih cepat ketimbang aku. Marx adalah jenius (engels, di kutip dalan maclellan, 1973:131-132).

Banyak yang percaya bahwa engels gagal memahami berbagai seluk-beluk karya Marx. Setelah Marx meninggal, engels menjadi juru bicara utama teori Marxian dan dalam berbagai cara menyimpangkan dan terlalu menederhanakanya, meski ia tetap setia terhadap perspektif politik yang ia tempa bersama Marx.

Karena beberapa tulisanya telah mengganggu pemerintah prusia, pemerintah perancis (atas pemohonan prusia) mengusir Marx pada tahun 1845 dan karenanya Marx pindah ke brussel. Radikalismenya meningkat dan ia menjadi anggota aktif gerakan revolusioner internasional. Ia pun bergabung di liga komunis dan bersana engels di minta menulis anggaran liga itu. Hasilnya adalah manifiesto komunis 1848, sebuah karya besar yang di tandai oleh slogan-slogan politik yang termasyhur (misalnya “kaum buruh selutuh dunia, bersatulah!”).

Tahun 1849 ia pindah ke london dan, meningkat kegagaln revolusi politik tahun 1848, ia mulai menarik diri aktivitas revolusioner dan beralih ke kegiatan riset yang lebih rinci tentang peran sistem kapitalis. Studi ini akhirnya menhasilkan tiga jilid buku das kapital. Jilid pertama di terbitkan pada tahun1867; ke dua jilid buku lainya di terbitkan setelah ia meninggal. Selama riset dan menulis itu ia hidup dalam kemiskinan, membiayai hidupnya secara sederhana dari honorarium tulisanya dan bantuan dana dari engels. Tahun 1864 Marx terlibat kembali dalam kegiatan politik bergabung dengan “the international” sebuah gerakan buruh internasioanl. Ia segera menonjol dalam gerakan itu dan ia mencurahkan perhatian selama beberapa tahun untuk gerakan itu. Ia mulai mendapat polularitas, baik sebagai pimpinan internasional maupun sebagai penulis das kapital.  Perpecahan gerakan internasional tahun 1876, kegagalan berbagai gerakan revolusioner dan penyakit-penyakit, akhirnya membuat Marx ambruk. Isterinya wafat pada tahun1881, anak perempuanya tahun 1882 dan Marx sendiri wafat di tahun 1883.

Postingan populer dari blog ini

SIMBOL TANDA BAHAYA, NFPA, MSDS

Menjadi seorang compliance

Menjadi Seorang GA / General Affair / Umum